Catatan Ngaji Mantiq #4 : Konversi atau Al aks al Mustawi

By: Hanif Muslim | 08 Februari 2021 | 4846
Banyuanyar.net
Banyuanyar.net

Dalam bab mantiq tentang proposisi (qadhiyyah) ada bahasan tentang konversi (al-‘aks al-mustawi), yakni kondisi ketika susunan subjek-predikat dibalik, tetapi tetap mempertahankan bentuk afirmatif/negatifnya atau dengan kata lain tetap memelihara nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya, tanpa merubah kualitas dan kuantitasnya, kecuali Proposisi universal positif (qadhiyyah kulliyah mujabah), pembalikannya menggunakan Proposisi partikular positif (qadhiyyah juz'iyah mujabah) 

Semua Proposisi dapat dibuatkan ask Al mustawi atau konversi baik Proposisi kategoris (qadhiyyah hamliyah) maupun Proposisi kondisional (qadhiyyah syartiyyah), Proposisi asal disebut konverted, dan Proposisi yang telah dikonversi disebut dengan konvers  Misalnya, proposisi ‘semua kuda adalah hewan’ (konverted), bila dibalik susunan subjek-predikatnya atau dikonversi, akan menjadi ‘sebagian hewan adalah kuda’. (Konvers),  kenapa mesti dilakukan konversi? Tujuannya tidak lain untuk tetap memelihara nilai kebenaran yang terkandung di dalamnya, karena jika tidak, akan menjadi keliru dan menghasilkan konvers yang salah, misalnya  'semua kuda adalah hewan' maka jika tidak dilakukan konversi akan menjadi  ‘semua hewan adalah kuda’. Apa benar semua hewan adalah kuda? Tentu saja jawabannya salah. maka dengan demikian perlu adanya konversi atau ask al mustawi untuk tetap memelihara kebenaran tersebut. Meskipun kebenaran sebuah Proposisi sangat bergantung pada kebenaran Proposisi asal atau konverted namun, konversi juga berperan vital dalam merumuskan kebenaran sebuah proposisi.

Semua proposisi dapat dibuatkan konversi kecuali dua proposisi yang tidak bisa dibuatkan konversi, yaitu proposisi partikular negatif dan general negatif, sebab jika tetap dipaksakan dibuatkan konversi akan menghasilkan konvers yang salah, meskipun dalam beberapa kondisi bisa saja benar. Tapi, para logikawan tidak memasukkan kedua proposisi di atas sebab logika adalah cara berpikir sistematis yang mengharuskan  menjaga konsistensi kebenaran dalam segala kondisi shaleh li kulli zaman wa makan. Contoh dari  proposisi partikular negatif 'sebagian hewan  bukanlah burung'  menjadi ‘sebagian burung bukanlah hewan'  atau saya  buatkan juga contoh yang general negatif, 'ada Manusia yang bukan dokter'  menjadi 'ada dokter yang bukan manusia' dan saya kira tidak perlu lagi menjelaskan bentuk kesalahan pada konversi di atas.

Setelah mengetahui Proposisi yang tidak bisa dibuatkan konversi sekarang akan saya tuliskan beberapa Proposisi yang bisa dibuatkan konversi berikut rumusnya.

Universal positif (U+) > partikular positif (P+)
Universal negatif (U-) > Universal negatif (U-)
Partikular positif (P+) > partikular positif (P+)
General positif (G+) > partikular positif (P+)

Ini semua adalah proposisi dan rumusnya, saya coba buat contoh dari rumus pertama saja, universal positif menjadi partikular positif, 'semua ibu adalah perempuan' (U+) menjadi 'sebagian perempuan adalah ibu' (P+). Hal yang sama juga berlaku pada Proposisi kondisional, hanya saja jika pada Proposisi kategoris yang dibalik subjek dan predikatnya, pada Proposisi kondisional yang dibalik adalah anteseden dan konsekuennya. Contoh, 'setiap kali, jika ada api, maka ada panas' menjadi 'kadang-kadang, jika ada panas, ada api'