Pendidikan dan Fungsinya

By: Naufal El Fany | 15 November 2023 | 504
Gambar: Naufal El Fany
Gambar: Naufal El Fany

Pendidikan merupakan acuan untuk kesuksesan suatu generasi bangsa, tanpa adanya Pendidikan tidak akan ada yang namanya fasilitas kehidupan individu dan sosial yang memadai semua akan menjadi apa yang rakyat sendiri inginkan bukan dibutuhkan, Pendidikan sendiri juga menjadi tempat pembentukan karakteristik tiap individu siswa, maka dari itu sangat dibutuhkan Pendidikan yang berkualitas dan bermutu tinggi yang bernilai agamis, Pendidikan memiliki sifat yang sangat berkaitan dengan rasionalitas yakni masuk akal,dan terkadang ajaran islam tidak rasional sehingga harus didekati dengan keimanan supaya tidak liberal.

Pendidikan sendiri memiliki beberapa istilah yakni salah satunya Ta’dib, secara umum ta’dib memiliki pengertian kesopanan dan bisa lebih dispesifikasikan lagi dengan ke hati-hatian dalam bertindak, sesuai dengan segala aspek kondisi. Mengapa Pendidikan memiliki istilah Ta’dib? Karna Pendidikan sangat dekat kaitannya dengan moral, orang yang berakhlak sudah jelas berpendidik, sedangkan yang berpendidik belum tentu berakhlak dalam artian lain orang yang bermoral tinggi menunjukkan bahwa dia adalah orang yang terdidik, sepertihalnya seorang siswa dengan kecerdasan IQ lebih dari rata-rata teman-teman nya, dan teman-temannya tidak mampu menyaingi kecerdasan siswa tersebut, tapi yang membuat tidak relevan dengan social adalah siswa yang memiliki kecerdasan tinggi ini sangat kurang dalam segi Adab kepada guru, orang tua, dan teman-teman disekitarnya hingga menimbulkan efek ketidak baikan terhadap siswa, oleh karena itu betapa pentingnya adab dalam kehidupan Masyarakat.

Pendidikan juga memiliki istilah Lazim, yakni Pendidikan secara terus-menerus, dalam Bahasa inggris terdapat istilah (Long Life Education) jika diartikan Pendidikan sepanjang hayat, karena Pendidikan hadir untuk mencetak generasi yang terdidik dan berilmu, tak perlu gengsi ataupun tersaingi karena semua orang butuh akan ilmu entah ia tua ataupun muda, hidup tanpa ilmu bagaikan bumi tanpa awan tak ada yang menjadi penghalang dari panasnya Terik Mentari, dan dalam segi Regristasi biaya untuk menempuh suatu Pendidikan memang sangatlah penting, karena biaya tersendiri merupakan suatu tali yang dapat menghubungkannya suatu siswa dapat belajar atau tidak atau bisa dikatakan sebagai syarat kedua setelah Niat yang sungguh-sungguh dalam memasuki jenjang pendidikan.

Mengulas masalah Regristasi, pasti tidak akan jauh-jauh dari pencataan, dan dalam pembahasan saat ini Registrasi dalam bidang keungan, uang memang bukanlah segalanya tapi segalanya butuh uang, karena saat ini dunia sedang dibutakan oleh uang, uang saat ini menjadi alat yang paling berkuasa dibumi, bahkan di zaman dahulu saja tergambarkan dalam Sejarah bahwa seseorang dapat mati, hidup semua tergantung uang atau harta, karena dengan uang kita dapat berkuasa, bahkan dalam segi politik uang sangat berpengaruh sebagai tolak ukur seberapa lama ia berkuasa, selagi masih ada uang maka semakin lama pula jabatan dalam genggaman, sudah seharusnya Masyarakat muslim tidak menuhankan uang, because money is the world dan tak ada sifat keduniaan dalam islam atau dapat kita sebut dengan istilah Zudud yakni “menganggap kecil dunia dan menghapus pengaruhnya dalam hati” 

Iman disini sangat berpengaruh dalam segala aspek termasuk dalam segi kecukupan finansial, karena seseorang yang sudah memiliki keimanan yang kuat pasti akan menganggap bahwasanya segala kebutuhan yang membuat hidup berjalan dengan konkrit itu semua sudah di atur oleh yang Maha kuasa, “orang yang mencari ilmu pasti Allah mudahkan rezekinya” selagi memiliki niat yang baik dan kuat pasti akan ada yang menjadi penolong prihal tersebut

Dan yang terakhir dari sub pembahasan ini Pendidikan memiliki istilah Tahdzib, yakni membersihkan dalam artian seorang siswa yang akan menempuh Pendidikan diperkokohhkan untuk membersihkan siswa dari hal-hal kotor yang menghambat Pendidikan siswa itu sendiri, termasuk penyokong terkuat ialah fasilitas dari orang tua dan kemampuan kecerdasan orang tua sangatlah berpengaruh terhadap anak/siswa dalam proses berpendidikan termasuk ibu yang mengalirkan gen-gen kepintaran yang menjadi keterbedaan setiap siswa karena setiap orang tua memiliki kepintaran yang berbeda-beda

Dan lingkungan disini sangat berpengaruh sebagai fasilitas pengembangan seorang anak termasuk teman yang menjadi tolak ukur anak itu baik atau tidak bahkan ada sebuah pepatah mengatakan “Jika engkau berada didekat penempa besi maka engkau akan mendapatkan percikan apinya, dan jika engkau berada didekat penjual farfum maka engkau akan mendapatkan serbukan parfum nya” sudah jelas dari pepatah tersebut bahwa seseorang itu memiliki karakter sesuai dari temannya, jika terdapat sebuah pertanyaan mengapa teman itu sangat berpengaruh terhadap kepribadiannya? Karena teman disini dapat kita umpamakan sebagai tanah jika tanah itu bagus maka akan tumbuhlah tumbuhan yang bagus begitupun sebaliknya, karena dari itu mengapa teman (lingkungan) sangat berpengaruh daam pertumbuhan dan perkmbangan seorang anak

Termasuk seorang remaja, masa remaja dapat didefinisikan sebagai masa peralihan dari masa kaank-kanak menuju masa dewasa, dan batas usia remaja menurut WHO (badan PBB untuk kasehatan dunia) bermula pada umur 12 sampai 24 tahun, masa remaja kita juga bisa sebut dengan masa labil karena tak banyak seorang remaja memiliki sifat egoisme, atau mudah emosi, karena memang realitanya pada masa remaja ini sangatlah susah untuk mengatur kehidupannya, tidak sedikit seseorang yang mudah putus asa pada masa ini, broken home atau lain sebagainya, sudah jelas diatas bahwa seseorang itu dapat dilihat dari temannya, karena masa remaja merupakan masa-masanya mencari arah, dimana ia berpijak disitu ia akan tumbuh, oleh karena itu sangatlah penting pada masa puber ini untuk mencari teman yang membawa dia berjalan dalam area kebaikan

Dari berbagai keterangan diatas dapat kita simpulakan bahwasanya seseorang berpendidikan atau tidak itu sangat berpengaruh dalam hidupnya, atau bisa kita umpamakan dengan cerminan masa depannya, jika ingin melihat masa depannya menjadi apa maka lihatlah apa yang dihabiskan pada masa mudanya, mungkin dari kita masih banyak yang menyepelekan Pendidikan beranggapan bahwa dalam menjalani Pendidikan itu sangatlah berat akan ada berbagai tugas dan rintangan yang menghadang atau juga bis akita sebut di karenakan faktor sudut pandang yang salah mengenai masalah, salah satunya mengenai prihal perekonomian dalam mencari ilmu yang sudah kita ulas sebelumnya. Pada hakikatnya hidup ini tergantung dari minsed kita atau bagaimana cara kita memandang, jika kita memandang mencari ilmu itu sangatlah berat maka yang akan terjadi keterpaksaan dalam mencari ilmu dan ini menjadi penyebab mengapa seseorang sangat meremehkan Pendidikan dikarenakan memiliki pola pikir yang salah mengenai Pendidikan, andai kata kita mau berfikir bahwa berpendidikan itu sangatlah menyenangkan, maka dalam menjalaninya kita akan terasa sangat ringan karena sedari awal sudah berfikir bahwa mencari ilmu/berpendidikan itu bukanlah suatu hal yang berat 

Tidak sedikit seseorang mencari ilmu juga dikarenakan keterpaksaan dari orang tua, memang berpendidikan itu sangatlah penting, tapi setidaknya orang tua harus mengerti terhadap kondisi anak, banyak sekali orang tua yang memaksakan anaknya untuk sekolah yang berbasis pesantren, akan tetapi anak tersebut enggan akan sekolah yang berluang lingkup kepesantrenan maka yang kan terjadi jika keterpaksaan terus berlanjut ini akan berpengaruh terhadap kondisi psikolog anak, mengapa diruang BK tidak sedikit seorang anak yang memilki sifat kebandelan tingkat tinggi, itu di karenakan keterpaksaan yang berlebih dari orang tua terhadap anak makanya terdapat beberapa kasus yang terjadi, seperti halnya santri yang kabur dari pesantren, seharusnya seorang anak diberikan kesempatan untuk memilih apakah ia dengan senang hati berpendidikan dalam jenjang pesantren atau tidak karena itu juga menjadi tekanan batin terhadap anak tersebut, dan apabila psikologis seorang anak bermasalah maka itu sangat berpengaruh dalam perjalanannya menggapai masa depan, itu akan menjadi salah satu hambatan atau sifat trauma dalam mencari ilmu. 

“Jika engkau tidak mau menerima perihnhya mencari ilmu maka engkau harus siap-siap menerima perihnya kebodohan”    

By L-Girl   

(Oleh: Saroh Prodi MPI, Semester1)