Cerita Ketua Dokter BPMS Banyuanyar Menjadi Relawan Korban Gempa Palu

By: Faisal Amir | 18 Oktober 2018 | 2439
dr. Wafi saat di tenda pengungsian korban gempa (sumber : Dokumentasi Pribadi Muhammad Jauharil Wafi)
dr. Wafi saat di tenda pengungsian korban gempa (sumber : Dokumentasi Pribadi Muhammad Jauharil Wafi)

PALU, banyuanyar.net Ketua Tim Dokter Balai Pengobatan Masyarakat dan Santri (BPMS) Darul Ulum Banyuanyar berkesempatan menjadi relawan untuk membantu korba bencana alam gempa di Sulawesi Tengah (Palu, Sigi, dan Donggala). Dia adalah dr. Muhammad Jauharil Wafi yang berangkat sebagai tim medis yang bertugas dari Yayasan Sedekah Rombongan.

Sebagaimana disampaikan dr. Wafi melalui pesan whatsapp ke redaksi banyuanyar.net, direncanakan dia akan berada di sana selama kurang lebih10 hari. Berangkat mulai Hari Jumat, (12/10/2018) bersama tim dari Bandara Juanda Surabaya.

Menurutnya kondisi di lokasi bencana masih aman terkendali. Hanya saja dibutuhkan penjajakan ke wilayah-wilayah pelosok yang belum terjangkau medis karena akses lumpuh akibat bencana.

Dia juga menyatakan bahwa bencana ini unik, karena di dalam sekali bencana ada banyak kejadian alam bersamaan, yaitu gempa bumi, tsunami, likuifaksi, longsor, dan disusul hujan deras.

Selain itu menurutnya walaupun kurang lebih seminggu berada di sana, ternyata korban bencana masih membutuhkan bantuan, terutama dari medis. Karena banyak penyakit pasca gempa yang diderita para korban di posko-posko pengungsian.

Berikut isi pesan lengkap dari dr. Wafi :

“Saya Muhammad Jauharil Wafi, pada saat terjadi musibah gempa tsunami di Sulawesi Tengah tepatnya #palusigidonggala terbesit niat untuk membantu sesama yang tengah ditimpa musibah. Kebetulan saat itu ada yayasan #SedekahRombongan membutuhkan dokter untuk diberangkatkan sebagai tim medis dibawah naungan yayasan tersebut.

Hari jum'at 12 oktober saya berangkat bersama tim dari juanda surabaya menuju #palusigidonggala Sulawesi Tengah. Direncanakan saya akan disini kira2 selama 10 hari.

Alhamdulillah Kondisi masih aman terkendali, tinggal penjajakan ke wilayah-wilayah pelosok yg belum terjangkau medis, banyak akses yg lumpuh akibat bencana.

Bencana kali ini adalah bencana yg unik, di dalam sekali bencana ada banyak kejadian alam berbarengan.

Gempa, tsunami, likuifaksi, longsor, disusul hujan deras.

Setelah kurang lebih seminggu disini, ternyata korban bencana disini masih membutuhkan bantuan terutama dari medis, karena banyak penyakit pasca gempa yang diderita di posko-posko pengungsian.”

(fa/fr/mf/sh)